Jumat, 13 Januari 2012 di 20.59 Diposting oleh Unknown 1 Comment


E-education, istilah ini mungkin masih asing bagi bangsa Indonesia. e-education (Electronic Education) ialah istilah penggunaan IT di bidang Pendidikan. Internet membuka sumber informasi yang tadinya susah diakses. Akses terhadap sumber informasi bukan menjadi masalah lagi. Perpustakaan merupakan salah satu sumber informasi yang mahal harganya. (Berapa banyak perpustakaan di Indonesia, dan bagaimana kualitasnya?) Adanya Internet memungkinkan seseorang di Indonesia untuk mengakses perpustakaan di Amerika Serikat berupa Digital Library. Sudah banyak cerita tentang pertolongan Internet dalam penelitian, tugas akhir. Tukar menukar informasi atau tanya jawab dengan pakar dapat dilakukan melalui Internet. Tanpa adanya Internet banyak tugas akhir dan thesis yang mungkin membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diselesaikan.

Penggunaan TIK yang sangat sering yaitu TIK sebagai media pemblajaran. Hal ini sangat membantu banyak pihak dalam dunia pendidikan. Kerjasama antar pakar dan juga dengan mahasiswa yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah. Dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.
Sharing information juga sangat dibutuhkan dalam bidang penelitian agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel).

Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi. Virtual university merupakan sebuah aplikasi baru bagi Internet. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa, berapa jumlah orang yang dapat ikut serta dalam satu kelas? Jumlah peserta mungkin hanya dapat diisi 40 – 50 orang. Virtual university dapat diakses oleh siapa saja, darimana saja. Penyedia layanan Virtual University ini adalah www.ibuteledukasi.com. Mungkin sekarang ini Virtual University layanannya belum efektif karena teknologi yang masih minim. Namun diharapkan di masa depan Virtual University ini dapat menggunakan teknologi yang lebih handal semisal Video Streaming yang dimasa mendatang akan dihadirkan oleh ISP lokal, sehingga tercipta suatu sistem belajar mengajar yang efektif yang diimpi-impikan oleh setiap ahli TIK di dunia Pendidikan. Virtual School juga diharapkan untuk hadir pada jangka waktu satu dasawarsa ke depan.

Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu:

1. E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.

2. Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.

3. Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.(Rosenberg2001;28)

Pada saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem), LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training), dsb. Semua itu semakin membantu dunia Pendidikan Indonesia dalam perkembangannya.

Peranan Guru dalam Pembelajaran TIK

Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah satu sumber informasi. Di masa-masa mendatang peran-peran guru mengalami perluasan yaitu guru sebagai: pelatih (coaches), konselor, manajer pembelajaran, partisipan, pemimpin, pembelajar, dan pengarang. Sebagai:

pelatih (coaches), guru harus memberikan peluang yang sebesar-besarnya bagi siswa untuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya sendiri sesuai dengan kondisi masing-masing. Guru hanya memberikan prinsip-prinsip dasarnya saja dan tidak memberikan satu cara yang mutlak. Hal ini merupakan analogi dalam bidang olah raga, di mana pelatih hanya memberikan petunjuk dasar-dasar permainan, sementara dalam permainan itu sendiri para pemain akan mengembangkan kiat-kiatnya sesuai dengan kemampuan dan kondisi yang ada.

Sebagai konselor, guru harus mampu menciptakan satu situasi interaksi belajar-mengajar, di mana siswa melakukan perilaku pembelajaran dalam suasana psikologis yang kondusif dan tidak ada jarak yang kaku dengan guru. Disamping itu, guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap siswa dan membantunya ke arah perkembangan optimal.

Sebagai manajer pembelajaran, guru memiliki kemandirian dan otonomi yang seluas-luasnya dalam mengelola keseluruhan kegiatan belajar-mengajar dengan mendinamiskan seluruh sumber-sumber penunjang pembelajaran.

Sebagai partisipan, guru tidak hanya berperilaku mengajar akan tetapi juga berperilaku belajar dari interaksinya dengan siswa. Hal ini mengandung makna bahwa guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi anak, akan tetapi ia sebagai fasilitator pembelajaran siswa.

Sebagai pemimpin, diharapkan guru mampu menjadi seseorang yang mampu menggerakkan orang lain untuk mewujudkan perilaku menuju tujuan bersama. Disamping sebagai pengajar, guru harus mendapat kesempatan untuk mewujudkan dirinya sebagai pihak yang bertanggung jawab dalam berbagai kegiatan lain di luiar mengajar.

Sebagai pembelajar, guru harus secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya.

Sebagai pengarang, guru harus selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya yang akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas profesionalnya. Guru yang mandiri bukan sebagai tukang atau teknisi yang harus mengikuti satu buku petunjuk yang baku, melainkan sebagai tenaga yang kreatif yang mampu menghasilkan berbagai karya inovatif dalam bidangnya. Hal itu harus didukung oleh daya abstraksi dan komitmen yang tinggi sebagai basis kualitas profesionaliemenya

B. Kendala-kendala Pengimplikasian Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan

Jika memang TIK dan Internet memiliki banyak manfaat, tentunya ingin kita gunakan secepatnya. Namun ada beberapa kendala di Indonesia yang menyebabkan TIK dan Internet belum dapat digunakan seoptimal mungkin. Kesiapan pemerintah Indonesia masih patut dipertanyakan dalam hal ini.
Salah satu penyebab utama adalah kurangnya ketersediaan sumber daya manusia, proses transformasi teknologi, infrastruktur telekomunikasi dan perangkat hukumnya yang mengaturnya. apakah infrastruktur hukum yang melandasi operasional pendidikan di Indonesia cukup memadai untuk menampung perkembangan baru berupa penerapan IT untuk pendidikan ini. Sebab perlu diketahui bahwa Cyber Law belum diterapkan pada dunia Hukum di Indonesia.

Selain itu masih terdapat kekurangan pada hal pengadaan infrastruktur teknologi telekomunikasi, multimedia dan informasi yang merupakan prasyarat terselenggaranya IT untuk pendidikan sementara penetrasi komputer (PC) di Indonesia masih rendah. Biaya penggunaan jasa telekomunikasi juga masih mahal bahkan jaringan telepon masih belum tersedia di berbagai tempat di Indonesia.. Untuk itu perlu dipikirkan akses ke Internet tanpa melalui komputer pribadi di rumah. Sementara itu tempat akses Internet dapat diperlebar jangkauannya melalui fasilitas di kampus, sekolahan, dan bahkan melalui warung Internet.Hal ini tentunya dihadapkan kembali kepada pihak pemerintah maupun pihak swasta; walaupun pada akhirnya terpulang juga kepada pemerintah. Sebab pemerintahlah yang dapat menciptakan iklim kebijakan dan regulasi yang kondusif bagi investasi swasta di bidang pendidikan. Namun sementara pemerintah sendiri masih demikian pelit untuk mengalokasikan dana untuk kebutuhan pendidikan. Saat ini baru Institut-institut pendidikan unggulan yang memiliki fasilitas untuk mengakses jaringan TIK yang memadai. Padahal masih banyak institut-institut pendidikan lainnya yang belum diperlengkapi dengan fasilitas IT.Harapan kita bersama hal ini dapat diatasi sejalan dengan perkembangan telekomunikasi yang semakin canggih dan semakin murah

C. Dampak Positif dan Negatif Teknologi Informasi Dan Komunikasi Dalam Dunia Pendidikan
Dampak Positif TIK dalam Dunia Pendidikan

Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu:
Pergeseran dari pelatihan ke penampilan.
Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dankapan saja.
Pergeseran dari kertas ke “on line” atau saluran.
Pergeseran fasilitasfisik ke fasilitas jaringan kerja.
Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.

Dari pergeseran diatas maka kita dapat menilik manfaat dari TIK secara lebih jauh dalam bidang pendidikan antara lain :
Berbagi hasil penelitian, hasil penelitian yang dimuat dalam internet akan mudah dimanfaatkan orang lain disegala penjuru dunia dengan cepat.
Konsultasi dengan pakar, konsultasi dengan para ahli dibidangnya dapat dilakukan dengan mudah walaupun ahli tersebut berada pada tempat yang sangat jauh
Perpustakaan online, perpustakaan online adalah perpustakaan dalam bentuk digital yang memudahkan orang mencari buku yang diinginkan dengan cepat dan efisien.
Diskusi online, adalah diskusi yang dilakukan secara online. Diskusi ini tidak perlu kehadiran semuanya dalam 1 ruangan, hal ini tentu akan lebih memudahkan dalam berbagi informasi dan cerita atau sharing apapun dan kapanpun dimanapun
Kelas online, aplikasi kelas online dapat digunakan untuk lembaga-lembaga pendidikan jarak jauh seperti, Universitas dan Sekolah-sekolah terbuka.

Selain manfaat yang disebutkan diatas. TIK pun memiliki manfaat khusus dalam dunia pendidikan. Antara lain :
Manfaat TIK bagi Pelajar
Dapat mengakses informasi-informasi hasil penelitian orang lain
Memperoleh sumber ilmu pengetahuan dengan mudah.
Akses ke para ahli lebih mudah karena tidak dibatasi oleh jarak dan waktu
Materi pelajaran dapat disampaikan lebih interaktif dan menarik
Melalui belajar jarak jauh dapat menghemat biaya dan waktu.

2. Manfaat TIK bagi Penyelenggara PendidikanDapat berbagi hasil penelitian dengan lembaga pendidikan lainnya
Dapat member layanan lebih baik ke peserta didik
Dapat menjangkau peserta didik yang tempatnya sangat jauh
Melalui perpustakaan online, dapat menekan biaya untuk pengadaaan buku
Dapat saling berbagi sumber ilmu dengan institute lain

2. Dampak Negatif TIK dalam Dunia Pendidikan

Adapun beberapa dampak negative yang sering terjadi yaitu :
Pelanggaran Hak cipta.

Hak Cipta adalah hak yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok atas hasil karya atau ciptaan untuk mengumumkan, menggunakan atau memperbanyak hak ciptanya. Akan tetapi sekarang ini terkadang hak cipta sudah tidak diperdulikan oleh beberapa oknum. Hal ini terbukti dari masih maraknya pembajakan yang terjadi saat ini. Pembajakan jelas sangat merugikan pemegang hak cipta dan perkembangan teknologi, hal ini karena :
Mengurangi jumlah uang untuk penelitian dan pengembangan program computer
Mengurangi penyediaan produk penunjang local
Mengurangi kemampuan penyaluran program computer yang sudah ditingkatkan mutunya.
Mengurangi hasil penjualan penyalur resmi

2. Cybercrime

Adalah kejahatan atau tindakan melawan hokum yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan sarana computer terutama internet.

Karakteristik kejahatan ini yaitu :
Kejahatan melintasi batas Negara
Sulit menentukan hokum yang berlaku karena melintasi batas Negara
Menggunakan peralatan-peralatan yang berhubungan dengan computer dan internet
Mengakibatkan kerugian yang lebih besar dibandingkan kejahatan konvensional
Pelaku memahami dengan baik internet, computer dan aplikasinya.

3. Penyebaran Virus Komputer

Virus computer adalah program kecil yang mampu menggandakan diri dan bersifat merusak computer yang terinfeksi olehnya.

4.Pornografi, Perjudian dan Penipuan
Internet biasanya digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan gambar-gambar porno untuk merusak mental sebuah bangsa terutama generasi muda.
Perjudian juga marak dilakukan melalui intenet, misalnya kasino
Penipuan sering terjadi dilakukan melalui internet dengan cara menawarkan barang yang sangat menarik, namun tidak sesuia dengan kenyataan.D.

D. Solusi Dalam Menanggulangi Dampak Negatif serta Kendala Implikasi yang muncul

Perdebatan mengenai baik buruknya internet bagi kehidupan sepertinya akan menjadi perdebatan yang tidak akan kunjung usai. Kemajuan teknologi internet yang sepertinya semakin mengintegrasikan kehidupan offline dan kehidupan online penggunanya memang memungkinkan kita untuk bisa berinteraksi secara lebih ‘dekat’ melalui perantaraan dunia maya.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal-hal negative diatas yaitu :
Peranan orang tua untuk mengawasi anak-anak untuk tidak mengakses situs-situs dan memberikan penjelasan tentang bahaya internet
Menghargai hak cipta orang lain
Bersikap waspada terhadap hal-hal baru dalam internet.
Melakukan filter terhadap konten-konten yang diakses di Internet
Membiasakan untuk menggunakan kode keamanan untuk memprotect data atau informasi untuk menghindari kejahatan akibat TIK.

E. Kesimpulan

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu:
Dari pelatihan ke penampilan
Dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja
Dari kertas ke “on line” atau saluran
Fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja
Dari waktu siklus ke waktu nyata.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu:
Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru.
Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru.
Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.E.